Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2
FACT (PERISTIWA)
Setelah melewati paket modul 2.1 tentang tentang pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid hingga tanggal 3 Agustus 2023, selanjutnya saya mengikuti pembelajaran modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional yang dijadwalkan dari tanggal 4 - 19 Agustus 2023 melalui LMS Pendidikan Guru Penggerak.
Pembelajaran modul 2.2 ini seperti biasa sesuai alur MERDEKA, yakni dimulai dari tahap aktivitas Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata.
Pada tanggal 4 Agustus 2023, saya mulai mempelajari modul 2.2 secara mandiri
“Sebagai seorang pendidik, jadilah seperti air. Teguh pendiriannya namun juga siap untuk menyesuaikan diri dalam menjalani proses belajar”
Eksplorasi Konsep
Pada sesi eksplorasi konsep yang dilaksanakan dengan jeda waktu antara 7-8 Agustus 2023. Pada eksplorasi konsep ini mempunyai tujuan pembelajaran khusus yang terurai seperti di bawah ini.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat menjelaskan urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
- CGP dapat menjelaskan konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
- CGP dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional (KSE).
- CGP dapat menjelaskan bagaimana implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.
Dalam eksplorasi konsep ini kami dihadapkan pada 5 kasus yang kami diskusikan dalam forum yang bisa diberi komentar oleh CGP lain. Lima kasus tersebut berkaitan dengan pengembangan kompetensi sosial emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
Ruang kolaborasi
Pukul : 13.00 s.d 14.30.
FEELING (PERASAAN)
Selama mempelajari modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional ini, saya merasa senang sebab membuka wawasan dan pemikiran yang semakin tajam dalam upaya menciptakan pembelajaran yang berorientasi pada murid.
Namun, ada juga rasa khawatir tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu berkaitan dengan sederet tugas sebagai pendidik yang harus diselesaikan bersamaan, yakni persiapan pembuatan soal untuk pekan sumatif pertama, pembuatan modul ajar dan pembuatan soal yang bertipe HOTS sebagai tugas dari sekolah penggerak.
Tentu semua terasa bercampur aduk, serta tetap berusaha memanajemen waktu dengan baik dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional dalam Program Guru Penggerak ini.
Dari pembelajaran modul 2.2 ini, saya merasa ada kaitan antara paket modul 1, modul 2.1, dan modul 2.2, yakni pembelajaran sosial dan emosional ini merupakan pembelajaran yang menciptakan pengalaman belajar untuk melatih dan menumbuhkan berbagai kompetensi sosial emosional di sekolah sesuai filosofi Ki Hajar Dewantara.
Dalam mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional, seorang guru penggerak harus mampu melaksanakan nilai dan peran guru penggerak yang diwujudkan dalam visi berpihak pada murid dan menciptakan budaya positif di kelas/sekolahnya, sehingga dapat memfasilitasi kebutuhan belajar murid agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, iklim satuan pendidikan menjadi aman, menghargai keragaman, dan inklusif.
Ketika saya semakin mendalami materi pada modul 2.2 ini, terutama pada aktivitas ruang kolaborasi, saat momen itu terjadi saya merasa banyak hal yang perlu saya perbaiki dalam hal memfasilitasi murid untuk belajar, serta memberikan penguatan iklim kelas dan budaya sekolah.
Dalam hal ini, saya mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran sosial dan emosional misalnya roda emosi, instrumen musik/ice breaking, dan perangkat lain yang mendukung implementasi pembelajaran sosial dan emosional.
Dari momen tersebut, saya merasa tergerak untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran saya sebagai guru ke depannya, serta mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi yang mengintegrasikan kompetensi sosial emosional sebagai rancangan aksi nyata.
Di sisi lain, saya juga merasa tercerahkan dan termotivasi untuk memahami dan mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi yang mengintegrasikan kompetensi sosial emosional dalam menjalankan tugas sebagai pendidik di masa kini agar mampu menjalankan peran sebagai guru penggerak sekaligus agen perubahan pembelajaran.
Selain itu, pada aktivitas modul 2.2 ini, saya merasa sangat antusias, sebab materi ini sangat bermanfaat dan membantu saya dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang mengintegrasikan kompetensi sosial emosional sebagai upaya memerdekakan murid.
FINDINGS (PEMBELAJARAN)
Dari pembelajaran modul 2.2 tentang pembelajaran yang mengintegrasikan kompetensi sosial emosional ini, saya mendapat ilmu untuk meningkatkan kompetensi sebagai seorang pendidik.
Sebagai seorang calon guru penggerak saya harus dapat mengembangkan pembelajaran sosial emosional sebagai wujud empati pada murid agar tercipta pengalaman belajar yang dapat menumbuhkan kompetensi sosial emosional.
Sebelum saya mempelajari modul 2.2 ini, saya berpikir bahwa pembelajaran yang saya lakukan sudah tepat. Namun ternyata pandangan tersebut keliru, dimana sebagai guru harus dapat mewujudkan kesejahteraan psikologis (well being) murid sebagai landasan awal dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Dari pembelajaran modul 2.2 ini, saya merefleksi diri dan berlatih untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang mengintegrasikan kompetensi sosial emosional.
Selain itu, pada aktivitas modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional ini, saya memahami bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan psikologis (well being) murid, kita sebagai guru harus dapat bersikap reflektif dan kritis terhadap kesejahteraan psikologis (well being) murid, agar tercipta suasana dan proses pembelajaran yang menghadirkan keterbukaan, keterlibatan, koneksi, dan tujuan yang berdampak pada murid.
FUTURE (PENERAPAN)
Dari pembelajaran modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional ini, saya termotivasi untuk menjadi bagian dari perubahan dan mencoba mulai dari diri sendiri untuk melakukan hal terbaik dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang mengintegrasikan kompetensi sosial emosional. Pada aktivitas pembelajaran modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional ini, saya termotivasi untuk berkolaborasi dengan rekan sejawat dalam rangka merancang pembelajaran berdiferensiasi yang mengintegrasikan kompetensi sosial emosional.
SEMOGA BERMANFAAT
Semoga kita senantiasa "Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan'. “Tergerak untuk melakukan perubahan. Bergerak tidak boleh pasif, harus selalu melakukan perubahan.
Komentar
Posting Komentar